Bicara tentang kemandirian, Ibu saya pernah bilang bahwa
saya termasuk anak yang mandiri, sejak bayi sudah terlihat bakat
kemandiriannya, saya dikatakan sebagai anak yang anteng, tidak rewel dan dan
tidak merepotkan, seperti tidak terbangun (minta susu) ketika tengah malam,
hanya cukup minum susu (netek) menjelang tidur saja, lalu saya terlelap tidur
hingga esok pagi hari baru terbangun. Atau dalam contoh lain, ketika saya duduk
disekolah dasar (SD), dalam hal belajar, saya cenderung berusaha untuk mengerjakan sendiri tugas dari
sekolah semampu saya, ketika saya tidak bisa, baru saya bertanya. Apakah yang
Ibu saya katakan bahwa saya adalah anak yang mandiri itu adalah benar?.
Menurut saya itu benar, karena sejak kecil saya sudah mengenali kemampuan diri saya sendiri, saya tidak mengalami kesulitan dalam belajar, karena saya selalu fokus dan memiliki target. Saya cukup bangga disebut sebagai anak mandiri, Alhamdulillah hingga kini memiliki 2 (dua) orang putra, saya berusaha untuk tidak menyulitkan orangtua, jika saya sedang ada masalah, saya berusaha untuk menyelesaikannya sendiri semampu saya, jika ada yang perlu didiskusikan saya hanya berdiskusi dengan suami saya dan saya selalu berusaha untuk menjaga hati dan pikiran orangtua saya untuk tetap sehat dimasa tua mereka.
Saat ini saya memiliki 2 (dua) putra yaitu Keenan (6
Tahun 3 bulan) dan Dastan (2 tahun 2 bulan). Keduanya memiliki sifat yang
berbeda, anak pertama saya, bisa dikatakan tidak terlalu mandiri, mungkin
karena faktor cucu pertama baik dari keluarga saya maupun keluarga suami saya,
sehingga mendapatkan perlakuan khusus, segala yang diminta, selalu dikasih dan boleh
dikatakan mendapatkan kasih sayang berlimbah dari keluarga. Saya masih tinggal
bersama Bapak dan Ibu mertua sampai dengan anak pertama saya berusia 5 tahun,
sehingga segala aktifitasnya seperti makan, mandi dan memakai baju masih
dibantu oleh neneknya, boleh dikatakan dimanjakan. Sering saya minta untuk
makan, mandi dan memakai pakaiannya sendiri, nanti jika kesulitan baru dibantu,
mencobanya saja Keenan merasa berat, lebih seringnya tidak mau, mudah menyerah
dan bilang tidak bisa sebelum mencobanya.
Belum mandiri tersebut diperkuat oleh laporan hasil belajar
Keenan pada masa semester pertama di Taman Kanak-kanak (TK), saya merasa sedih
sebagai seorang Ibu, karena belum berhasil menanamkan kemandirian pada Keenan. Saat
ini usia Keenan sudah 6 tahun dan beberapa bulan lagi akan masuk Sekolah Dasar
(SD), InsyaAllah masih ada waktu untuk belajar dan berusaha membuat Keenan
lebih mandiri.
Setelah bertanya, konsultasi dengan teman2 yang memiliki
anak seumuran dan juga membaca buku dan searching di internet, lalu saya
berusaha menerapkan beberapa hal terhadap Keenan yaitu :
1. Melakukan semuanya sendiri
Aktifitas sehari-harinya dilakukan sendiri , seperti makan
sendiri, walaupun berantakan dan lama serta dan Mandi dan menggosok gigi sendiri,
menyiapkan buku-buku pelajarannya, memakai pakaian seragam sekolahnya sendiri,
memakai dan mengikat tali sepatunya sendiri dll, walaupun hasilnya belum
sempurna, masih sering salah dan banyak kekurangan, tetapi saya yakin bahwa itu merupakan proses pembelajaran
menuju kemandiriannya.
2. Berikan tanggung jawab
Memberikan tanggung jawab yang menyangkut keperluanya
sendiri, seperti selesai bermain, membereskan mainannya dan meletakkanya pada
tempatnya, membereskan tempat tidurnya setelah bangun tidur dan meletakkan
piring kotor setelah makan pada tempatnya (dapur).
3. Berikan pujian
Setelah Keenan menyelesaikan tugasnya sendiri, saya selalu
berikan pujian, dengan pujian tersebut berharap Keenan merasa senang atas
usahanya sendiri, sehingga memicu untuk melakukannya lebih baik lagi dan juga
meningkatkan kepercayaan diri Keenan, bahwa bisa melakukan aktifitasnya sendiri
tanpa bantuan orang lain.
4. Disiplin
Menerapkan disiplin seperti waktu makan tidak berbarengan
dengan nonton tv atau tidak makan sambil bermain, sehingga bisa fokus terhadap
satu kegiatan saja hingga selesai. Kami sebagai orang tua juga harus disiplin dalam
menerapkan pembelajaran tersebut, InsyaAllah dengan disiplin, kemandirian
Keenan akan cepat terlihat.
5. Harus tega
Jika Keenan terlihat kesulitan dalam menjalankan proses belajarnya,
saya berusaha untuk menahan diri untuk tidak langsung membantunya, saya biarkan
Keenan untuk mencobanya sendiri dan menyelesaikannya sendiri, saya beri
semangat untuk tidak mudah menyerah. Jika memang terlihat sudah sangat
kesulitan, baru saya memberikan arahan.
Kelima hal tersebut juga saya terapkan pada anak kedua saya
yaitu Dastan, yang tentunya disesuikan dengan kemampuan untuk anak usia 2
tahun. Tingkah laku Dastan lebih mirip dengan saya sewaktu kecil, terlihat
tenang, tidak rewel, daya juang untuk memperoleh sesuatu juga sudah terlihat,
selalu berusaha sendiri, seperti membuka bungkus makanan sendiri, berusaha
untuk bisa membukanya sendiri dan akhirnya berhasil. Dastan bisa saya katakan
lebih mandiri dibanding Keenan, belajar dari pengalaman Keenan (kakaknya) saya membebaskan Dastan mengerjakan aktifitasnya sendiri sejak dini dan tentunya juga dengan pengawasan.
Alhamdulillah, saat ini kemandirian Keenan sudah mulai
terlihat, sudah mau menyelesaikan aktifitas sehari-harinya sendiri, walaupun
hasilnya masih belum sempurna dan masih sering lupa, tetapi usahanya sudah terlihat, seperti bertanya
untuk dapat menyelesaikan tugasnya sendiri, tidak mudah menyerah dan sudah
mulai berani menyampaikan ide dan keinginannya. InsyaAllah dengan usaha dan
juga berdoa kepada Tuhan YME secara terus menerus, harapan untuk membentuk
kemandirian anak akan terwujud. Aamiin.
Terus belajar dan tetap semangat ya Keenan!
Love,
Elly
Tidak ada komentar