17 Mei 2019, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperingati Hari Hipertensi Dunia. Dan tema Hari Hipertensi 2019 adalah “Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK”
Dengan perilaku CERDIK, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa hipertensi dapat dicegah dan diobati. Dengan melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala dan mencegah serta mengendalikan hipertensi.
Dear Healthies,
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang dan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak disandang masyakat.
Apa itu hipertensi? hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik> 90 mmHg.
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Organ organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal dan dapat berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer.
Fakta dan Angka Hipertensi
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) tahun 2011, satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah sedang.
Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam diprediksikan pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.
Hipertensi telah mengakibatkan kematian sektar 8 juta orang setiap tahun, 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara, yang sepertiga populasinya menderita hipertensi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013:
- Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 25,8%.
- Prevalensi hipertensi tertinggi di provinsi Bangka Belitung (30,9%) dan terendah di provinsi Papua (16,8%).
- Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Jawa Barat merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Risekesdas) 2013 prevalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah
sebesar 25,8%
(foto sumber KIT Informasi Hipertensi P2PTM Kemenkes RI)
The Silent Killer
Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Hasil Riskesdas 2013 dan studi di Puskesmas diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8%) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum obat.
(foto sumber KIT Informasi Hipertensi P2PTM Kemenkes RI)
Alasan mengapa penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena:
- Penderita hipertensi merasa sehat
- Kunjungan tidak teratur ke fasilitas layanan kesehatan
- Minum obat tradisional
- Menggunakan terapi lain
- Lupa minum obat
- Tidak mampu beli obat
- Terdapat efek samping obat
- Obat hipertensi tidak tersedia di fasilitas layanan kesehatan
Kelompok Hipertensi
Hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat dirubah antara lain: umur, jenis kelamin dan genetik
Faktor risiko yang dapat dirubah
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antar lain merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktifitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan atau obesitas, konsumsi alkohol, dislipidemia dan stress.
(foto sumber KIT Informasi Hipertensi P2PTM Kemenkes RI)
Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
- Hipertensi essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
- Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah, ginjal, gangguang kelendar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dan lain lain
Prognosis Hipertensi
Prognosis penderita hipertensi bukan hanya ditentukan oleh derajat hipertensi, tetapi juga ada tidaknya faktor kardiovskular lainnya, kerusakan organ target, atau penyakit penyerta, sebagai berikut:
Faktor risiko kardiovaskular, yaitu
- Tingginya tekanan darah sistolik dan diastolik
- Umur (laki laki usia >55 tahun) dan (perempuan usia >65 tahun)
- Perokok
- Obesitas
- Dislipidemia dan nilai kolesterol LDL >3.36 mmol/L (>130mg/dL) dan/atau kolesterol HDL <1.0 mmol/L (<40 mg/dL),
- Diabetes Melitus
- Riwayat keluarga penyakit kardiovakular prematur dan
- C-reactive protein (CRP) > 1 mg/Dl
(foto sumber KIT Informasi Hipertensi P2PTM Kemenkes RI)
Kerusakan organ target, seperti
- Hipertrofi ventrikel kiri (EKG, echocardiografi, atau foto toraks dada)
- Proteinuria datau peningkatan kadar kreatin plasma: laki-laki >115-133 umil/L (1.34-1.6 mg/Dl), perempuan >107-124 umol/L (1.25-1.45 mg/dL)
- Pemeriksaan ultrasonografi atau radiologi terbukti adanya plak aterosklerosis (di aorta, arteri karotis, arteri iliaka, atau arteri femoral) dan
- Penyempitan arteri retina lokal atau merata/luas
Penyakit Penyerta, yaitu
- Penyakit serebrovaskular: stroke iskemik, pendarahan serebral tau TIA
- Penyakit jantung: infark miokard, angina revaskularisasi koroner, atau gagal jantung kongestif
- Penyakit ginjal: nefropatik diabetika atau gagal ginjal – kreatinin: laki-laki > 133 umol/L (1.6 mg/dL), perempuan >124 umol/L (1.45 mg/dL)
- Penyakit pembuluh darah perifer: diseksi aneurisma tau penyakit arteri yang simptomatis, retinopati akibat hipertensi lanjut: pendarahan, eksudat atau papiledema.
(foto sumber KIT Informasi Hipertensi P2PTM Kemenkes RI)
Selain faktor faktor tersebut diatas, obat-obatan yang diberikan, kondisi pasien dan situasi sosial ekonomi pasien juga ikut berpengaruh.
Pengendalian Hipertensi
Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko hipertensi. Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi adalah:
- Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam, lemak (dietary approaches to stop hypertension)
- Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
- Gaya hidup aktif atau olahraga teratur
- Stop merokok
- Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum)
(foto sumber KIT Informasi Hipertensi P2PTM Kemenkes RI)
Pengobatan hipertensi merupakan pengobatan yang lama dan terus menerus sepanjang hidup. Penggunaan obat-obat alternatif seperti jamu dan lain lain mulai diindikasikan untuk dimanfaatkan pada indikasi promotif, preventif, rehabilitatf, serta paliatif.
Jamu yang memenuhi standar aman, manfaat, mutu adalah jamu saintifik yang telah melalui berbagai penelitian untuk mendapatkan evidence kemanfaatan ramuan. Rekomendasi tindah lanjut berdasarkan pengukuran tekanan darah awal pada pasien hipertensi dewasa tanpa kerusakan organ.
Pasien dan keluarga pasien hipertensi hendaknya selalu dinasehati untuk:
- Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makan asin, makanan cepat saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan/vetsin
- Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur
- Minumlah obat secara teratur, sesuai instruksi dokter
- Tekanan darah yang diperiksa harus dicatat sehingga dapat dimonitor tekanan darahnya dengan ketat
Cegah dan Kendalikan Hipertensi dengan CERDIK
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan himbauan agar semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat agar:
- Dapat berpartisipasi dan mendukung upaya mencegahan dan pengendalian hipertensi
- Menerapkan hidup sehat yang dimulai dari keluarga
- Mengendalikan faktor risiko hipertensi dengan deteksi dini dan modifitasi gaya hidup dengan menerapkan perilaku CERDIK dan mengendalikan Hipertensi dengan Perilaku PATUH
CERDIK
- Cek kondisi kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktifitas fisik
- Diet seimbang dengan kalori seimbang
- Istrihat yang cukup
- Kendalikan stres
PATUH
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
- Upayakan beraktifitas fisik dengan aman
- Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenil lainnya
Program Patuh bagi yang sudah memiliki penyakit PTM agar rajin kontrol dan minum obat
Informasi lebih lengkap tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat melalui website dan sosial media Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Website: www.p2ptm.kemkes.go.id
Instagram : @psptmkemenkesri
Facebook: p2ptmkemenkesri
Twitter: @p2ptmkemenkesri
Instagram : @psptmkemenkesri
Facebook: p2ptmkemenkesri
Twitter: @p2ptmkemenkesri
--
Kesimpulan
- Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi koplikasi.
- Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat, kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi gula, garam, lemak berlebihan, obesitas, kurang aktifitas fisik dan konsumsi alkohol berlebihan
- Mengendalikan faktor risiko hipertensi dengan deteksi dini dan modifitasi gaya hidup dengan menerapkan perilaku CERDIK dan mengendalikan Hipertensi dengan Perilaku PATUH
- CERDIK (Cek kondisi kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet seimbang dengan kalori seimbang, Istrihat yang cukup dan Kendalikan stres)
- PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktifitas fisik dengan aman dan Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenil lainnya)
Semoga informasi tentang hipertensi dan pengendalikannya dapat bermanfaat ya, masyarakat semakin paham dan sadar bahwa hipertensi dapat dicegah dan diobati.
Masyakat mulai menerapkan hidup sehat yang dimulai dari keluarga, serta mengendalikan faktor risiko hipertensi dengan deteksi dini dan menerapkan periaku CERDIK dan PATUH
Yuk, cegah dan kendalikan hipertensi dengan CERDIK.
Salam hangat,
Elly Nurul
Sumber :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
penyakit yang ga keliatan tapi mematikan, apalagi serangan jantung. Sekarang yg muda pun banyak yg kena ya alloh, serem
BalasHapusPapahku nih penderita hipertensi. Kan ini bagian dari kardiovaskular ya. The silent killer ini memang kudu diwaspadai ya dengan CERDIK dan PATUH. Mesti disiplin mulai gaya hidup, pola makan dan penting juga berolahraga rutin :)
BalasHapusCek kondisi tubuh secara berkala ini menurutku memang penting banget deh. Kadang anggap remeh eh teryata kita ada penyakit tertentu ya :(. Makasih mba sudah berbagi cara biar nggak kena hipertensi
BalasHapusKaget aku pas baca ternyata angka yang ngalamin hipertensi di dunia sampai 1 milyar orang menurut WHO ya. Itu juga udah beberapa tahun lalu, bisa jadi angkanya tahun ini bertambah. Memang bener sih disebut silent killer, papaku juga waktu itu tetiba aja tekanan darahnya naik sampai leih 180, trus stroke. Dirawat beberapa hari di RS. Sekarang mesi bener-bener jaga kondisi dan makan. Perlu diterapin dan diingat nih CERDIK PATUH ya...
BalasHapusWow.. banyak juga ya penderita hipertensi. Dari 1M, 2/3 nya di negara berkembang. Macam Indonesia dong ya? Emang sih itu kalau hipertensi ga boleh sembarangan ngobatinnya dan ga bisa lepas dr obat. Macam papa ade gitu juga. Duuh.. semoga Allah kasoh sehat beliau ya.
BalasHapusHikss aku masuk obesitas ini.. ngeri juga hipertensi bisa menyerang kapan aja. Harus disiplin ubah gaya hidup
BalasHapusDiet seimbang yg aku belum bisa atuh, huhu... Kalau inget alm. Bapak tiba2 sakit seminggu, baru diketahui karena jantung, ya Allah nyesek deh. Semoga kita semua terhindar dari penyakit membahayakan ya, aamiin
BalasHapusOk ingat terus CERDIK nih supaya tekanan darah stabil. Alhamdulillah sih belum pernah sampai tinggi tensinya.
BalasHapusNah aku nih lagi usaha diet dalam rangka menormalkan lingkar pinggang. Tapi yang susah itu ngurangin garam ya karena aku suka makanan Asin.
BalasHapus