Wajib Tahu Bagaimana Cara Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi |
Kualitas kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan akan mempengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan dan menentukan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.
Faktanya, masih banyak ibu di Indonesia yang berpotensi mengalami kehamilan berisiko tinggi. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi kehamilan resiko tinggi bisa menimbulkan dampak negatif bagi ibu dan si Kecil.
Holla,
Bicara tentang gizi memang tidak akan ada habisnya ya.. karena kecukupan gizi penting untuk keberlangsungan hidup, apalagi bagi Ibu hamil.
Kualitas kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan akan mempengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan dan menentukan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.
Tahukah kamu, faktanya masih banyak ibu di Indonesia yang berpotensi mengalami kehamilan berisiko tinggi. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi kehamilan resiko tinggi bisa menimbulkan dampak negatif bagi ibu dan si Kecil lho.
Danone Indonesia sebagai perusahaan makanan dan minuman terbesar ngga bisa tinggal diam nih, pada tanggal 17 September 2019 di Kuningan City, Jakarta selatan mengadakan edukasi kesehatan ‘Bicara Gizi – Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi’ yang membahas tentang pentingnya asupan nutrisi yang seimbang dan dukungan lingkungan untuk mendukung ibu menjalani kehamilan risiko tinggi.
Wajib Tahu Bagaimana Cara Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi |
Apa Itu Kehamilan Risiko Tinggi?
Ibu dengan penyakit penyerta (asma, diabetes, kelainan jantung, dan sebagainya), hamil dengan penyakit penyulit (pre-eklamsia, eklamsia, infeksi, dan sebagainya), riwayat operasi terdahulu, dan hamil di usia rentan berpotensi memiliki kehamilan dengan risiko tinggi.
Di Indonesia, tantangan ini menjadi lebih besar dengan berbagai fakta kesehatan termasuk kekurangan zat gizi makro dan mikro yang masih dihadapi oleh ibu hamil.
Menurut Riskesdas 2018, 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan darah, dan sebanyak 1 dari 5 ibu hamil tercatat mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Tak hanya itu, sekitar 1 dari 2 ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein (SKMI 2014), sementara lebih dari 50% ibu hamil mengalami kekurangan asupan zat besi, zinc, kalsium, serta Vitamin A & C. (SEAFAST 2016).
Wajib Tahu Bagaimana Cara Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi |
Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi
Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan mengatakan bahwa kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak ditangani dengan baik.
1000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.
Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan baik berpotensi memiliki pengaruh terhadap anak di dalam kandungan; seperti perkembangan janin tidak sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, maupun bayi berat badan lahir rendah.
Nyatanya, Indonesia menempati peringkat 5 di antara negara-negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar dengan angka 675.700 bayi di tahun 2010.(Born Too Soon Report, 2011).
Berbagai faktor risiko kehamilan risiko tinggi masih banyak ditemui di Indonesia. Untuk itu, ibu hamil harus mewaspadai, menghindari, dan menangani kehamilan risiko tinggi.
Untuk meminimalisir resiko yang tidak diharapkan, ibu hamil dianjurkan segera mengunjungi fasilitas kesehatan di awal kehamilan, rutin mengontrol kondisi kandungan dan mendapatkan saran dari tenaga medis profesional mengenai nutrisi yang dibutuhkan, termasuk mengkonsumsi nutrisi tambahan apabila diperlukan sesuai anjuran.
Dr. Ali juga menjelaskan bahwa salah satu cara penting penanganan kehamilan risiko tinggi adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi di tiap tahapan mulai dari prakehamilan, trimester 1, 2, dan 3, serta masa menyusui.
“Ibu perlu memastikan asupan makanan mereka mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, asam folat, dan iodine.” Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan
Dengan menjaga asupan nutrisi yang baik, kondisi kehamilan resiko tinggi seperti pre-eklampsia dapat dicegah.
Ibu hamil dengan resiko pre-eklampsia perlu memilih makanan dengan bijak seperti menghindari garam yang dapat meningkatkan tekanan darah, banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti buah dan sayuran yang tinggi vitamin dan mengkonsumsi cukup protein yang bermanfaat sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ dan sel-sel tubuh si Kecil.
“Selain membantu mencegah resiko komplikasi pada proses kelahiran, asupan nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan bermanfaat bagi Si Kecil secara jangka panjang dimana akan menurunkan resiko sejumlah penyakit kronis di masa dewasa kelak seperti hipertensi, diabetes, jantung dan berbagai penyakit lainnya,” Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan.
Agar Kehamilan Sehat dan Bahagia
Selain pemenuhan nutrisi, ibu dengan kehamilan risiko tinggi perlu mendapatkan dukungan secara mental dari orang-orang di sekitarnya lho.Menurut Mba Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi bahwa “Dalam kondisi hamil normal saja, ibu sudah dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan psikologis seperti tingkat stress yang lebih tinggi. Kehamilan berisiko tinggi tentunya bisa melipatgandakan tingkat stress ibu dan memberikan dampak negatif pada diri ibu dan janin".
Nah, untuk mencegahnya, dibutuhkan cara penanggulangan stres yang tepat melalui dukungan support system yang dapat membantu ibu mengelola tekanan secara sehat. Mulai dari diri ibu sendiri, suami, serta keluarga dan teman dekat.
Wajib Tahu Bagaimana Cara Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi |
Jadi, agar kehamilan sehat dan bahagia itu dimulai dari diri sendiri, Ibu bisa mengenali mana masalah yang sumbernya ada di dalam kendali dan mana yang tidak.
Apabila masalah tersebut berada di dalam kendalinya, Ibu dapat melakukan strategi problem focus, yaitu fokus pada penyelesaian masalah dan pencarian jalan keluar seperti menghindari makanan yang bisa semakin membahayakan kehamilan risiko tinggi.
Sedangkan untuk masalah yang ada di luar kendali, strategi emotional focus dapat diterapkan, dimana Ibu akan mengelola emosi seperti mencari distraksi dan membuka diri ke orang lain.
Selain diri sendiri, dukungan suami, keluarga dan teman bisa membantu meningkatkan kondisi kehamilan ibu agar ia tidak merasa sendirian saat menjalani kehamilan berisiko tinggi.
“Suami dan keluarga bisa menunjukkan perhatian dengan menomorsatukan gizi sang ibu dan mendukung ibu mengonsumsi nutrisi seimbang yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Dukungan lain juga bisa ditunjukkan dengan membicarakan hal-hal menyenangkan, menciptakan suasana positif, dan memberikan perhatian-perhatian sederhana.” Putu Andani, M.Psi., Psikolog
Konten Edukatif Nutrisi Untuk Bangsa
Tahukah kamu bahwa bicara Gizi adalah forum diskusi rutin yang merupakan bagian dari komitmen Danone Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nutrisi pada tahapan-tahapan penting kehidupan.
Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia menyampaikan bahwa pada bicara gizi kali ini, Danone bekerja sama dengan para ahli di bidang kandungan dan psikologi menyoroti isu kehamilan berisiko tinggi sekaligus langkah terbaik untuk menanganinya.
Selain edukasi melalui Bicara Gizi, Danone Indonesia juga menyebarkan konten-konten edukatif terkait nutrisi melalui kanal digital Nutrisi untuk Bangsa, yaitu :
Instagram @NutrisiBangsa
twitter @nutrisi_bangsa
Facebook dan microsite Nutrisi Untuk Bangsa.
Kesimpulan:
- Kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibudan anak apabila tidak ditangani dengan baik.
- Kualitas kesehatan dan gizi Ibu sebelu dan selama kehamilan akan mempengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan dan menentukan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.
- Banyak Ibu di Indonesia yang berpotensi mengalami kehamilan berisiko tinggi, Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi kehamilan resiko tinggi bisa menimbulkan dampak negatif bagi Ibu dan si Kecil
- Agar hamil sehat dan bahagia perlu dukungan support system yang baik mulai dari diri ibu sendiri, suami, serta keluarga dan teman dekat.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua ya.. khususnya calon orangtua wajib tahu bagaimana cara menghadapi kehamilan risiko tinggi.
Salam hangat,
Elly Nurul
Untuk calon ayah dan ibu memang sebaiknya perlu dibekali dengan informasi-informasi penting seperti ini. Thanks for sharing kak
BalasHapusEmang harus dibekali dengan begini calon ibu, karena kakak aku juga pernah kekurangan cairan untuk bayi akhirnya doktwr kasih vitamin untum menambahkannya.
BalasHapusMasya Allah, aku jadi dapat pengetahuan nih sebagai persiapan aku hamil nanti. Pencerahan banget untuk aku supaya menghindari hal2 yang bisa meningkatkan risiko saat hamil. Makasi kak Elly
BalasHapusBetul ini mba support system paling utama loh buat ibu hamil, aku merasakan banget baper tingkat dewa saat hamil itu jadi butuh support system yang dukung emosinya ibu hamil hehehhe
BalasHapusGizi anak ternyata ngga dimulai saat dia lahir ya, tapi juga dimulai saat dia hadir dalam rahim kita. Ini mengingatkan banget bahwa tanggung jawab jadi ibu itu sungguhlah berat.
BalasHapusMasa kehamilan itu masa yang paling sensitif ya, karena bukan cuma kesehatan ibu yang harus diperhatikan, tapi juga kesehatan anak. Dukungan orang2 di sekitarnya punya pengaruh yang bisa bikin ibu jadi lebih bahagia dan sehat.
BalasHapusNice info mbak. Bisa jadi bekal buat aku kelak meskipun entah kapan😂. Artikel-artikel semacam ini tuh banyak mengedukasi aku dan membuat aku makin mantep dan (insyaallah) siap jadi mamud (mama muda)
BalasHapusKadang aku suka takut sendiri kalo ngomongin kehamilan dan penyakit turunan mbak. Soalnya aku punya asma, dan pengalaman selama ini, belum bisa sembuh total
BalasHapusTerimakasih informasinya Mbak. Saya mungkin salah satu yang beresiko ini. Usia sudah lewat 40, tapi berkeinginan hamil
BalasHapusMungkin Allah punya cara terbaik sehingga meski tidak menggunakan alat kontrasepsi, saya belum dikasih kepercayaan itu.
Waktu hamil pertama usia 34, itu juga posisi sungsang dan harus operasi. Tapi dengan keajaiban, alhamdulillah bisa lahiran normal
Kok aku bacanya sambil ngeri2 tapi tetep antusias ingin tahu ya mbak.
BalasHapusTapi paling nggak jadi nambah ilmu dan informasi saat sudah menikah dan hamil, nanti. Terima kasih informasinya, mbak
Support system itu emang penting banget. Di kehidupan sehari-haripun dukungan tentu sangat penting, apalagi dimasa kehamilan dimana ibu jadi lebih sensitif, ogah-ogahan makan, dan lain-lain (pengalaman, hehe) padahal asupan gizi selama hamil itu penting untuk perkembangan janin..
BalasHapusSetuju, kecukupan gizi sangat diperlukan ibu hamil dan berpengaruh besar pada pertumbuhan janin. Cuma ya gimana, aku kalau hamil trimester pertama mabok banget, tiap kali makan keluar lagi. 😅
BalasHapusInfo kehamilan seperti ini penting banget ya buat calon ibu. Menjaga kecukupan gizi biasanya susah dilakukan saat trimester pertama karena seperti saya 2 kali hamil makannya pilih-pilih banget hehehe. Tapi ternyata penting banget ya.
BalasHapusInformasinya penting untuk disebarluaskan nih karena sekarang ini banyak ibu yang stres saat hamil ya.
BalasHapusAku tahunya salah satu sarana menyaring risiko itu dengan cara USG, tapi kalau pakai BPJS sepertinya kesempatan USG terbatas ya, kecuali ditemukan tanda risiko lainnya. Berarti harus rajin pantau mandiri juga ya dengan perbanyak ilmu tentang seperti apa kehamilan itu sendiri, agar lebih waspada kalau ada hal-hal yang beda dengan yang seharusnya sehingga bisa ditanyakan ke tenaga kesehatan yang memeriksa.
BalasHapusTernyata kehamilan berisiko tinggi tak hanya karena faktor usia, ada banyak hal yang bisa menjadi sumber resiko tinggi pada kehamilan, penyakit yang diderita calon ibu dan berbagai rekam medis lainnya, harus diwaspadai.
BalasHapus*tetap positif thinking dan concern terhadap pola hidup, pola makan, agar saat moment kehamilan yang ditunggu bisa dijalani dengan sehat, lancar dan bahagia (truely, I hope it deeply).
Aku dari pas sebelum hamil anak pertama sudah mencari tahu tentang informasi. Alhamdulillah jadinya dari ketiga kehamilan semua lancar dan sehat. Indeed, nggak cuma faktor usia aja penyebab kehamilan resiko tinggi.
BalasHapusJadi ingat ketika hamil dulu, selalu menanamkan ke diri sendiri kalau ibu hamil yang sehat adalah yang bahagia. Dengan pandangan seperti itu jadi lebih rajin makan sehatnya dan selalu berpikiran positif bahwa saya sehat saya sehat gitu mba, hehehe...
BalasHapusBermain banget Mbak tulisannya. Cocok banget buat yang lagi mempersiapkan kehamilan, yang sedang hamil, maupun keluarga bagi ibu hamil. Saya sendiri juga dulu sempat mengalami beberapa hal baru (sakit) saat hamil. Bener-bener kudu hati2
BalasHapusPenting banget nih, yg lagi mempersiapkan kehamilan atau yg disekitarnya ada yg sedang hamil wajib tahu ini. Setiap Ibu hamil memang memiliki risiko sih, tergantung bagaimana Ibu tersebut dan orang di lingkungannya memberikan perhatian juga ke sang Bumil. Biar Bumilnya happy dan gak merasa menjalani kehamilannya sendiri juga.
BalasHapuswah aku punya asma kak hehhehe. Denger pengalaman cerita temanku yang punya asma, insyaallah kuat ngeden, bisa melahirkan normal. Emang dia jadi rajin yoga buat melatih pernafasan
BalasHapus