Alergi dapat dicegah dengan deteksi alergi dan nutrisi tepat sejak dini |
Alergi pada anak harus dikenali sejak dini, jika terlambat mendiagnosa, maka tata laksana penanganannya akan terhambat dan tidak optimal.
Alergi pada anak bisa berdampak jangka panjang, selain dapat menggangu kualitas hidup anak dan juga menggangu proses tumbuh kembangnya. Bahkan alergi juga berpengaruh terhadap dampak psikologis anak.
Hallo..
Bicara tentang tumbuh kembang anak memang selalu menjadi fokus para orangtua ya.. rasanya waktu 24 jam sehari kurang cukup untuk mempelajarinya.. karena setiap orangtua tentu mengingikan anaknya tumbuh berkembang secara optimal.
Bicara tentang tumbuh kembang anak, ada salah satu penyakit yang sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuh kembang anak, yaitu penyakit alergi.
Adakah yang memiliki anak alergi? suami atau istri alergi? atau kedua orangtua memiliki riwayat alergi? jika dalam keluarga ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi, maka besar kemungkinan anak anak yang dilahirkan dari orangtua yang memiliki riwayat alergi akan memiliki bakat alergi.
Lalu apa saja sih penyebab alergi pada anak? apakah alergi dapat dicegah? apa saja yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan alergi?
Fakta Tentang Alergi Pada Anak
Dalam dua dekade terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan angka kejadian alergi pada anak di seluruh Indonesia yang disebabkan oleh berbagai hal, termasuk sensitif terhadap makanan termasuk susu sapi yang ditemui pada awal kehidupan.
Fakta tentang alergi pada anak |
Yang paling mengkhawatirkan bahwa kondisi alergi pada anak memiliki dampak jangka panjang terhadap aspek tumbuh kembang, psikologis, sosial hingga finansial seorang anak.
Selain faktor makanan, faktor genetik dan lingkungan menjagi sumber penyebab alergi pada anak, tetapi alergi dapat dicegah lho.
Informasi bahwa alergi dapat dicegah ini saya dapatkan saat mengikuti virtual gatering bersama Danone Indonesia dengan tema “Menekan Risiko Alergi si Kecil dengan Deteksi Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat Sejak Dini” pada tanggal Kamis, 26 Juni 2020.
Virtual gathering diselenggarakan dalam rangka memyambut pekan alergi dunia yang berlangsung mulai tanggal 28 Juni – 4 Juli 2020 dengan menghadirkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu:
- Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak
- Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari TigaGenerasi
- Chacha Thaib, Sosok Ibu dengan Anak Alergi
- Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia
Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes menjelaskan tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan alergi pada anak. Apalagi pada saat pandemik seperti sekarang, penting bagi kita semua untuk menjaga kesehatan si kecil termasuk mencegah timbulnya alergi.
Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes juga menjelaskan bahwa menurut WHO penduduk dunia yang mengalami alergi 30-40%, bahkan 460-550 juta orang di dunia menderita alergi makanan.
Data WHO lain menunjukan bahwa 3-6% penduduk Indonesia mengalami alergi dan ada 7,5% anak mengalami alergi susu sapi. Tahukan kamu bahwa di Asia termasuk Indonesia, protein susu sapi menjadi makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur.
Mengenal Penyakit Alergi
Penyakit alergi harus dikenali sejak dini, karena jika terlambat mendiagnosa, maka tata laksana penangananya akan terhambat dan tidak optimal.
Jika alergi tidak dikenali maka akan muncul penyakit lainnya seperti alergi makanan, eksim, asma dan rhinitis alergi.
"Alergi merupakan suatu respon pada system kekebalan tubuh yang tidak normal, yang disebabkan karena lingkungan, makanan dan faktor genetik".
Dampak alergi itu tidak hanya terjadi secara fisik tapi juga mempengaruhi kondisi psikis dan finansial keluarga lho.. seperti:
- Aspek kesehatan, alergi pada anak meningkatkan risiko penyakit degenerative, seperti hipertensi hingga sakit jantung.
- Aspek gangguan tumbuh kembang pada anak di kemudian hari, anak-anak yang menderita alergi akan mengalami keterlambatan pertumbuhan karena memiliki hubungan yang erat dengan jenis dan durasi pantang makanan pencetus alergi.
- Aspek ekonomi, anak-anak penderita alergi cenderung akan sering melakukan pengobatan ke dokter atau rumah sakit sehingga secara ekonomi keluarga harus memiliki anggaran yang lebih untuk melakukan pengobatan ke RS.
- Aspek psikologi, alergi ternyata bisa memicu stress pada anak hingga menurunkan kualitas hidup si kecil. Bahkan, anak-anak penderita alergi sering merasa tidak percaya diri
Apa Saja Faktor Penyebab Risiko Alergi Meningkat
Agar risiko alergi tidak meningkat, kita harus mengetahui apa saja faktor penyebab alergi meningkat, menurut Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes ada tiga faktor utama yang dapat meningkatkan risiko alergi pada si kecil yaitu :
- Adanya riwayat alergi pada keluarga
- Kelahiran caesar
- Asap rokok dan polusi udara.
Risiko alergi akan lebih tinggi jika disebabkan adanya faktor genetik atau keturunan, anak anak memiliki risiko alergi apabila:
- Kedua orangtua yang memiliki riwayat alergi, 40%-60%
- Jika salah satu orangtua memiliki riwayat alergi, 20%-40%
- Jika saudara memiliki riwayat alergi, 25%-30%
- Jika orangtua tidak memiliki riwayat alergi 5%-15%
Selain faktor genetik atau keturunan, kelahiran caesar dapat meningkatkan risiko anak menderita asma, Karena kelahiran Caesar menyebabkan penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus yang menyebabkan perubahan perkembangan system daya tahan tubuh anak sehingga meningkatnya risiko penyakit alergi pada anak.
"Alergan merupakan pencetus alergi, pencetus alergi dapat berupa makanan dan sesuatu yang terhirup".
Pencetus alergi dapat berupa makanan dan sesuatu yang terhirup:
- Makanan pencetus alergi diantaranya susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, tree nuts, makanan laut (seafood), gandum, telur dan ikan.
- Sesuatu yang terhirup seperti tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang dan jamur kapang
Tentang Alergi Alergi Susu Sapi
Menurut Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes bahwa Kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan adanya reaksi alergi pada anak. Reaksi alerginya berbeda beda, ada yang berat dan juga membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Angka kejadian alergi susu sapi yaitu sekitar 0,5% – 7,5% sementara kejadian alergi susu sapi pada anak akan berkurang seiring bertambahnya usia anak dan manifestasi terbanyak yaitu dermatitis atopic sebanyak 35%.
Gejala alergi susu sapi bisa muncul dan terjadi seperti
- Saluran cerna (diare, kolik)
- Permukaan kulit (urtikaria, dermatitis atopic)
- Saluran napas (asma, rhinitis).
Bagaimana Membedakan Alergi dan Infeksi
Alergi dan infeksi itu berbeda lho, jadi sebagai orangtua harus bisa membedakan antara alergi dan infeksi. Nah, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes menjelaskan bagaimana cara membedakan alergi dan infeksi jika dilihat dari gejalanya:
- Apakah disertai demam?
- Apakah terjadi lebih sering pada siang hari dibandingkan malam hari?
- Bagaimana dahak atau ingus yang muncul, kental atau berwarna?
Jika salah satu jawabannya “IYA” kemungkinan anak mengalami infeksi. Jika semua jawaban "TIDAK", kemungkinan alergi.
Pemberian Nutrisi yang Tepat untuk Anak Alergi
Ternyata satu-satunya nutrisi terbaik untuk bayi yang mengalami alergi adalah ASI Eksklusif. Karena ASI mengandung alergen makanan dalam jumlah sangat sedikit karena bersifat menginduksi tolerans.
"ASI Eksklusif asupan nutrisi terbaik sejak dini untuk mencegah alergi pada anak"
Tata Laksana Alergi Menurut IDAI
- Menghindari protein susu sapi dan produknya
- ASI, ibu pantang protein susu sapi dan produknya.
- Formula, terdiri dari formula terhidrolisis ekstensif, formula asam amino, formula kedelai.
- Produk olahan, perhatikan label!
- Obat sesuai indikasi
Upaya Pencegahan Alergi
- Pencegahan primer, bisa diberikan ASI, pHF, eHF dan probiotik.
- Pencegahan sekunder, pemberian AAF dan eHF.
- Pencegahan tersier, diet eliminasi, formula (AAF atau eHF), steroid, antihistamin, tata laksana kegawatan, tata laksana menjanjikan.
Strategi pencegahan alergi yang paling efektif dan mendasar yaitu pencegahan primer yang dilakukan sebelum anak menderita alergi, pada tahap ini baru muncul gejalanya saja.
Pencegahan alergi berdasarkan rekomendasi IDAI, diantaranya:
- Masa kehamilan, Ibu tanpa riwayat alergi boleh mengonsumsi segala macam makanan.
- Setelah bayi terlahir: Pemberian ASI eksklusif minimal selama 6 bulan dan pemberian makanan padat mulai usia 6 bulan, bisa dikenalkan dengan segala macam jenis makanan, tidak memerlukan pantang makanan.
- Lingkungan, hindari paparan asap rokok aktif dan pasif.
ASI merupakan nutrisi terbaik untuk menurunkan risiko alergi si kecil sebab ASI mengandung nutrisi dan komponen imunomodulator seperti Oligosakarida (HMOs), bakteri bermanfaat (probiotik) dan harmless protein. Komposisi dan nutrisi ASI melatih system imun termasuk perkembangan toleransi oral.
Sementara, bayi yang tidak bisa diberikan ASI, dapat diberikan formula hidrosilat (parsial atau ekstensif sampai 4-6 bulan). JIka probiotik digabung dengan prebiotik maka akan menghasilakn efek simbiotik, dimana kemampuannya dalam menutunkan alergi dinilai lebih efektif dibandingkan pemberian tunggal prebiotik atau probiotik saja.
"Kesembuhan alergi susu sapi bisa terjadi seiring bertambahnya usia anak, pada tahun pertama akan berkurang sekitar 45-55%, tahun kedua sekitar 60-75% dan tahun ketiga yaitu 90%".
Dampak Alergi pada Perilaku Anak
Menurut mba Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari TigaGenerasi bahwa anak alergi akan mengalami perubahan perilaku akibat alergi yang dideritanya, seperti merasa tidak nyaman.
Alergi yang terjadi pada anak usia 4-7 tahun berpengaruh pada
- Internalizing behaviour atau perilaku yang muncul dari dalam dirinya seperti murung, cemas dan sedih.
- Externalizing behaviour, perilaku yang muncul seperti memukul, menendang dan mudah berteriak.
Ada juga kondisi yang dialami seorang Ibu yang sedang mengandung yang dapat mempengaruhi kondisi anak
- Maternal anxiety atau kecemasan yang dialami oleh ibu hamil selama proses kehamilan ternyata dapat menyebabkan munculnya ruam dan sangat berpengaruh terhadap Kesehatan bayi.
- Prenatal maternal stress atau gangguan kecemasan pada ibu hamil juga memicu alergi pada anak.
Deteksi Alergi
Melihat dampak jangka panjang alergi yang harus dihadapi orang tua dan si Kecil, Danone SN
Indonesia berkomitmen untuk menawarkan inovasi terkait deteksi risiko alergi maupun manajemen nutrisi.
“Kami berkomitmen untuk mendukung dan mendampingi orang tua dalam masa tumbuhkembang anak. Untuk membantu orang tua mengetahui risiko alergi sejak dini, kami menghadirkan Allergy Risk Screener by Nutriclub untuk mempermudah orang tua mengetahui besar risiko alergi anak berdasarkan riwayat alergi keluarga. Selain itu, kami juga menyediakan inovasi nutrisi dengan kandungan sinbotik yang sudah dipatenkan,” Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia.
Allergy Risk Screener by Nutriclub yang diluncurkan sejak Maret 2020 ini telah diakses sebanyak lebih dari 20.000 kali oleh orang tua di Indonesia.
Tools digital ini dapat membantu orang tua maupun tenaga ahli dalam mendeteksi risiko alergi si Kecil hingga membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini dan membantu mempersingkat waktu konsultasi.
Allergy Risk Screener by Nutriclub dapat diakses pada: bit.ly/allergyriskscreener.
Saya sudah mengikuti deteksi alergi dan hasilnya anak pertama saya ada bakat alergi dan alergi tersebut muncul karena suami saya ada riwayat alergi.
Baca juga bagaimana menjadi bunda tanggap alergi dengan 3K (kenali, konsultasikan dan kendalikan)
Deteksi alergi ini penting dilakukan agar kita sebagai orangtua mengetahui bagaimana tata laksana atau penanganan terbaik untuk anak agar tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.
Hasil deteksi alergi anak pertama saya |
--
Kesimpulan
- Kondisi alergi pada anak memiliki dampak jangka panjang terhadap aspek tumbuh kembang, psikologis, sosial hingga finansial seorang anak.
- Protein dalam susu sapi yang menyebabkan adanya reaksi alergi pada anak. Reaksi alerginya berbeda beda, ada yang berat dan juga membutuhkan waktu lama untuk sembuh
- ASI merupakan nutrisi terbaik untuk menurunkan risiko alergi si kecil
- Anak alergi akan mengalami perubahan perilaku akibat alergi yang dideritanya, seperti merasa tidak nyaman.
- Pentingnya deteksi dini dan pencegahan alergi pada anak
- Allergy Risk Screener by Nutriclub merupakan inovasi terkait deteksi risiko alergi maupun manajemen nutrisi
- Formula soya sebagai alternatif nutrisi jika ASI Eksklusif tidak bisa diberikan karena alasan medis
Alergi dapat dicegah, yuk deteksi alergi dan pemberian asupan nutrisi yang tepat sejak dini!
Salam hangat,
Elly Nurul
wah, it goo information, special for new mommy should not afraid about the allergy and still give good nutrition for they children with subtitle food
BalasHapusTernyata alergi yang diturunkan dari orangtua mayan besar juga ya 40-60 persentasenya. Rafa nih yang kayak papanya, tiap pagi mesti deh bersin2 gitu dan meler. Memang sudah konsultasi ke dokter anak dan alerginya ini harus diminimalisasi. Perhatikan kebiasaan, asupan sehari2 dll. TFS ya mbak Elly. Jadi makin jelas kita tahunya nih :)
BalasHapusSaya punya keponakan yang anaknya alergi terhadap susu sapi. Dia bikin tindakan yang agak ekstrim menurut saya, tidak memberikan susu apapun terhadap anaknya. Padahal susu soya bebas alergi pada anak-anak ya. Nanti deh aku kasih tahu dia tentang artikel ini
BalasHapusAlergi memang memengaruhi tumbuh kembang anak. Suamiku alergi, kedua anakku nurun alerginya. Si Sulung alergi debu dan embun. Jadi kalau pagi selalu bersin-bersin. Pas baru masuk ruangan baru atau berdebu selalu bersin-bersin. Sejak bayi dah ada gejala asma dan sering kambuh sampai punya nebulizer di rumah. Dan benar, karena alerginya di usia balita-7 tahunan dia sering tantrum. Alhamdulillah kini dah 15 tahun dah jarang kambuh lagi
BalasHapusAdiknya lebih ringan alerginya, penderita asma juga..
Memang deteksi alergi sejak dini penting sehingga kita bisa tanggap dan setelah kenali bisa konsultasikan dan kendalikan.
Ada sodaraku yg alergi sufor, mayan paraahh, bisa sampe berakibat ke gangguan nafas/bengek gitu.
BalasHapusTapi ternyata ini semua bisa diatasi ya Mba
Mantaaap!
Memang ya, kalau bisa dideteksi lebih dini akan diketahui apa penyebab alerginya. Jadi kalau mau terhindar dari alerginya tinggal menghindari pemicu alerginya saja ya...
BalasHapusSusu soya ini jadi solusi bagus untuk anak yang alergi susu sapi. Kalau tidak tahu, orang tua jadi cenderung tidak kasih susu sama sekali. Padahal ini ada susu soya yang tetap bagus untuk tumbuh kembang anak
BalasHapusOrtu yang anaknya punya alergi pasti lebih repot menyiapkan nutrisi buat anak ya Mak. Untunglah sekarang tersedia susu dan produk lainnya yang relatif aman bahan kandungannya dari hal2 yang bisa meicu alergi anak
BalasHapusAnakku yang sulung pernah sempat alergi susu sapi, trus dokternya kasi susu soya.
BalasHapusAlhamdulillah dalam waktu 1-2 bulan udah normal kembali, gak alergi lagi.
Anak dari orang tua yang punya alergi lebih beresiko punya alergi juga ya, Mbak. Tapi sekarang dengan adanya deteksi alergi dari nutriclub bisa bikin orang tua mencari advice yang tepat dari dokter.
BalasHapusAnakku dulu alergi sama telur mbak, terus waktu konsul ke dokter disarankan untuk tetap makan telur asal tidak tiap hari. Soalnya kandungan gizi pada telur sangat diperlukan si kecil di masa pertumbuhan.
BalasHapusTernyata asap rokok bisa jadi pemicu alergi pada anak ya, dan jika tidak ditangani segera ternyata alergi bisa bahaya ya..
BalasHapusAnakku dulu alergi susu sapi kak, pas lepas dari ASI karena ada beberapa makanan yang mengandung dairy. Sempat panik dan nanya juga sama dokter anakku, alhamdulillah ternyata bisa hilang alerginya. Tapi memang jadi pemilihan makanan juga sih waktu itu.
BalasHapusAih iyaa..bener. Si sulung saya alergi sama seafood gitu. Selain ikan sih. Dan paling kelihatan kalau makan udang. Huhuhu. Bisa batukbatuk tuh dan kulitnya bakal gatalgatal :(
BalasHapusIya bener mba.m urusan alergi ini emang ga bisa main2 ya walau terkesan sederhana namun bisa mengganggu tumbuh kembang anak2 ya..
BalasHapusPerkembangan anak bisa terganggu dengan munculnya gangguan alergi pada si kecil. Deteksi dan penanganan lebih awal adalah hal yang harus segera bunda-bunda ambil agar si kecil kembali ceria.
BalasHapusCanggih banget...
BalasHapusAda deteksi online mengenai alergi pada anak melalui Allergy Risk Screener by Nutriclub.
Penasaran sama anak-anak.
Patut dicoba banget.
Ternyata alergi berdampak pada perkembangan prilaku anak juga ya mba. Baru tau. Bener2 kudu mencegah alergi ini sedari anak masih di kandungan ya.
BalasHapusBener banget, sebagai ibu yang punya anak yang pernah ada alerginya, mewaspadai makanan pemicu jadi cara yang utama dilakukan. Jadinya harus selalu teliti saat memberikan makanan ata minimun.
BalasHapusAnakku ada alergi tapi bukan susap.Belum berani tes krn katanya ditusuk2, jd sementara ini aku catatin aja kira2 kalau abis konsumsi atau beraktivitas apa dia kumat alerginya berarti gak boleh makan atau nglakuin itu lg hehe
BalasHapusKeluarga saya nih, sampai dokter anak bilang saya dan suami gudang alergi, heuheu...
BalasHapusJadi selama menyusui harus puasa dairy product, seafood, dll...
Ternyata alergi bisa dipicu karena faktor keturunan ya..dan melihat dampaknya yang bisa serius, setiap alergi bagusnya memang dikonsultasikan dokter ya mb...
BalasHapusTentang alergi yang bisa memicu stress berlebih pada anak, aduh... bener banget sih itu Mak. Dulu aku juga mengalami alergi dan dan terjadi di area kulit. Capek banget kalo kambuh2an
BalasHapus